Studi tiru merupakan konsep belajar yang dilakukan pada suatu institusi yang dianggap lebih kompeten dalam suatu hal dengan maksud peningkatan mutu, perluasan usaha, perbaikan sistem, penentuan kebijakan baru, perbaikan dan peraturan perundangan.

Pada hari Jum’at, 10 November 2023, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ngawi (Dinperpussip) melakukan study tiru ke Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DPAD DIY) guna belajar tentang Pengelolaan Arsipdan Layanan Arsip.

Perlu diketahui bahwa, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Lembaga Kearsipan Daerah yang mendapatkan Hasil Pengawasan Kearsipan Tahun  2022 dengan kategori AA ”Sangat Memuaskan” dan juga sebagai Simpul Jaringan Terbaik Nasional, Jaringan Informasi Kearsipan (JIKN) tahun 2023. Selain itu, Arsip “Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia” dalam Register Memori Kolektif Bangsa.

Dalam kunjungannya, rombongan Dinperpussip Ngawi yang di ketuai oleh Kepala Bidang Pengelolaan Arsip diterima oleh Syamsiah Puji Astutik (Arsiparis Ahli Muda) di ruang pertemuan DPAD DIY kemudian dilanjutkan kunjungan ke Ruang Layanan Arsip, Ruang Pengelolaan Arsip, dan ke Diorama Jogja.

Di Ruang Layanan Arsip, rombongan belajar tentang cara Penataan dan Pelayanan Arsip. Pelayanan Arsip dilakukan dengan menyediakan arsip terbuka yang bisa di akses oleh Masyarakat dan disajikan oleh arsiparis di ruang khusus.

Setelah dari Ruang Layanan Arsip, rombongan di antar ke Ruang Pengelolaan Arsip Statis. Diruangan ini, rombongan belajar dan praktek Preservasi Arsip dipandu oleh bapak Pitoyo Arsiparis Penyelia.

Preservasi Arsip merupakan salah satu upaya penyelamatan dan kelestarian arsip statis dengan metode Laminasi menggunakan kertas conqueror, Japanese Tisue serta Lem yang dilarutkan menggunakan magnesium karbonat dan air suling.

Selanjutnya, rombongan diajak keruang Digitalisasi Arsip. Di ruang ini rombongan dipandu oleh bapak Murjono Arsiparis Penyelia. “Arsip statis yang telah buatkan daftar arsip kemudian di alih mediakan lalu di simpan dalam bentuk file dan dimasukkan dalam SIKN/ JIKN’ tutur pak Murjono.

Yang terakhir, rombongan diajak ke Dioarama Jogja. Di ruang ini, rombongan dipandu oleh guide kawan arsip yang mumpuni memaparkan setiap kejadian di dalam diorama sebanyak 18 ruangan yang menjelaskan peristiwa secara urut. Masing-masing ruangan dibatasi dengan durasi dan di setiap ruangan memiliki nuansa dan suasana yang berbeda. Di mulai dengan Ruang 1-2 (Ruang Mataraman) yang menceritakan Kebangkitan dan Kejayaan Mataram sampai keruang 18 yang menceritakan tentang Keistimewaan Jogja.

#salamArsip

Penulis: Nungki W (Arsiparis Muda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *